Minggu, 14 Maret 2010

Memanfaatkan Kesempatan untuk Menghidupkan yang Mati




Saya pernah berkunjung ke salah satu negara Arab. Di sana saya diundang makan siang oleh seorang teman, dan bertemu dengan sejumlah undangan yang lain. Majlis ini baik dan sangat menyenangkan. Sebelum pulang, salah seorang dari mereka mengundang saya makan siang di rumahnya pada hari yang lain. Saya pun datang sesuai waktu undangan. Saya heran, ternyata di sana saya bertemu lagi dengan sejumlah orang yang sama, yang pernah hadir saat makan siang bersama di tempat lain. Akhirnya saya mengerti bahawa mereka bergiliran mengundang makan. Lalu saya berkata kepada mereka, "Saya menduga kalian bergantian mengundang sampai habis gilirannya?" Mereka menjawab, "Ya, ini akan berlanjut." Kemudian saya menghadap mereka seraya berkata, "Apakah kalian mengira saya senang dengan hal ini? Semula saya kira kalian telah berpikir bahawa setiap orang akan mengundangku makan siang dan menghadirkan kelompok baru dari kalangan remaja. Sehingga mereka dapat duduk bersama kita sambil berbincang-bincang dan mendengarkan pembicaraan secara langsung, atau saling bertanya-jawab tentang sesuatu yang bermanfaat. Dengan begitu kalian dapat mengundang saya bersama sejumlah teman-teman yang lain, daripada bergantian mengundang makan siang dengan acara yang sama. Jadi, kita memanfaatkan makan siang untuk menarik hati, dan menuai nilai positif dalam undangan untuk khidmah pada dakwah." Permasalahan sesungguhnya bukanlah acara makannya, tetapi makan sebagai cara untuk bertemu, dan peluang dakwah kepada para pemuda yang baru. Mereka dapat duduk-duduk bersama kita sambil mendengarkan taushiyab (pesan) tentang Islam, agar mereka dapat memahami Islam dengan mudah. Kita dapat memberi semangat baru, mereka pun dapat mengambil 'ibroh (pelajaran) dari ayat dan hadith yang didengarnya. Dengan demikian kita dapat memanfaatkan waktu secara baik tanpa sia-sia.

Inilah da'i yang mampu mengembang cita-cita dakwah dan harapan kaum muslimin, "Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang hemat." (Al- Muzammil: 5)

Dialah seorang da'i yang hidup dalam kancah peperangan Islam melawan musuh-musuhnya. Seorang da'i yang merasakan keagungan dakwah dan kesucian-nya, yang sangat diperlukan oleh umat manusia, yang lama menanti kehadirannya. Seorang da'i yang meletakkan cita-cita dan harapan di hati dan pikirannya, bersiap melangkah atas lzin Allah, bergerak untuk memikat hati. Allah berfirman, "Sesungguhnya. orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka kerana keimanannya." (Yunus:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages

Daftar Blog Saya

  • BERFIKIRLAH SEBELUM BERBUAT MAKSIAT - Seorang laki-laki datang kepada Ibrahim bin Adham rahimahullah, Dia berkata: “Ya Aba Ishaq, aku sering berbuat maksiat. Katakan sesuatu kepadaku sebagai ...
    13 tahun yang lalu
  • - الحمد لله الذى أنزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيراً.. والصلاة والسلام على محمد بن عبد الله، الذى أرسله ربه شاهداً ومبشراً ونذيراً، وداعياً إلى الله...
    14 tahun yang lalu