Mengangkat tangan dan menengadahkan kepala saat berdo'a adalah dianjurkan. Rasulullah SAW sendiri
mencontohkan umatnya dengan menengadahkan tangan ketika memohon kepada Allah
SWT.
Adalah benar bahwa Allah tidak
bertempat. Karena itu kita tidak mengatakan bahwa Allah ada di atas atau di
arah tertentu. Allah SWT maha kaya sehingga Dia tidak membutuhkan tempat, tidak
membutuhkan pencipta.
Lalu bagaimana dengan menengadahkan tangan saat berdoa?
Pertama, menengadahkan tangan merupakan sunah Rasulullah SAW.
Kedua,
menengadahkan tangan ke atas hanya merupakan arah doa saja, sebagaimana Ka’bah
sebagai arah sembahyang.
Ada baiknya kita melihat pandangan Imam Al-Ghazali perihal
angkat tangan ke atas saat doa yang kami kutip dari Ihya Ulumiddin sebagai
berikut.
فأما رفع الأيدي عند السؤال إلى جهة السماء فهو لأنها قبلة الدعاء وفيه
أيضا إشارة إلى ما هو وصف للمدعو من الجلال والكبرياء تنبيها بقصد جهة العلو على صفة
المجد والعلاء فإنه تعالى فوق كل موجود بالقهر والاستيلاء
Artinya, “Adapun perihal menengadahkan tangan kea rah langit
saat berdoa, itu dikarenakan arah langit merupakan hanya qiblat doa. Hal ini
juga mengisyaratkan sifat kebesaran dan keagungan Allah sebagai zat yang
dimintakan pertolongan, mengarah ke atas mengingatkan kita pada kemuliaan dan
ketinggian-Nya. Allah dengan kuasa dan kewenangan-Nya di atas segala yang ada,”
(Lihat Imam Al-Ghazali, Ihya ulumiddin, 1939 M/1358 H, Mesir, Mustafa Al-Babi
Al-Halabi wa Auladuh, juz 1, halaman 113).
Keterangan Imam Al-Ghazali di atas jelas mengatakan bahwa
atas hanya kiblat doa sebagaimana Ka’bah kiblat sembahyang. Arah atas merupakan
symbol ketinggian, kemuliaan, keluhuran, dan kebesaran zat Allah SWT.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,