6
Hal yang Melapangkan Hati
اَلْحَمْدُ
للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ
الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ
سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا
أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ
وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ
كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً
دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ:
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ
رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ. وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ
الْيَقِينُ
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Mengawali
khutbah Jumat yang penuh berkah ini, Khatib mengajak jamaah sekalian untuk
senantiasa meningkatkan ketakwaan kita, takwa dalam arti melaksanakan segala
perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga
dengan ketakwaan, Allah ta’ala menganugerahi kita dengan berbagai macam nikmat,
dan juga diberi solusi dari setiap problem kehidupan yang kita alami.
Diantara ni’mat dan
rezeki yang Alloh berikan kepada kita adalah kita bisa menjalaninya dengan lapang dada, hidup kita
terasa lebih tenang dan tidak risau, kita akan lebih mudah mensyukuri nikmat
sekecil apa pun itu, interaksi sosial kita akan lebih terjaga dan stabil karena
kelapangan hati menciptakan ketenangan dalam bersikap, bahkan kelapangan hati
dapat menolong kita dikala kehilangan sehingga tidak berlarut-larut dalam
kesedihan. Selain itu semua, sudah tentu, kelapangan hati membuat hubungan kita
dengan Allah semakin baik.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Berkenaan dengan
kelapangan hati, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Hijr ayat
97 sampai 99:
وَلَقَدْ
نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ. وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Artinya,
“Dan sungguh Kami mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang
mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu
diantara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai
datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS Al-Hijr: 97-99).
Mengenai ayat
ini, Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam At-Tafsirul Munir menjelaskan bahwa ayat ini
turun sebab Nabi saw merasa sempit hatinya sebab perkataan-perkataan buruk yang
diucapkan oleh orang-orang musyrik dan juga penghinaan yang mereka lakukan.
Allah menghimbau Nabi saw agar tidak berhenti dari menyebarkan risalah-Nya,
kemudian Allah memerintahkan tawakal dan berserah diri kepada-Nya supaya dapat
menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran yang membuat hatinya menjadi sempit.
Selain itu, Allah juga memerintahkan Nabi saw untuk bertasbih, memuji Allah
(tahmid), banyak shalat dan bersujud hingga datang ajal menjemput.[1]
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Dari ayat-ayat tadi,
setidaknya ada pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya, dimana pelajaran ini
sangat berkaitan dengan kehidupan kita di dunia. Sering kali kita dihinggapi
rasa gelisah, khawatir dan risau oleh beragam sebab, entah itu pekerjaan, masa
depan, kesehatan, bahkan kematian. Sebab itu, manusia butuh sekali kepada
sesuatu yang dapat menenangkan hati. Sebagai orang muslim, tentu kembali kepada
Allah adalah satu-satunya cara agar hati kita menjadi teduh dan tenang.
Ayat-ayat tadi setidaknya memberikan kita enam cara untuk menanamkan kelapangan
dalam hati kita.
Pertama, memperbanyak bacaan tasbih.
Hadirin
sekalian, membaca tasbih salah satunya adalah dengan mengucap subhanallah, yang
memiliki arti “maha suci Allah”. Dengan memperbanyak membaca tasbih maka
ketenangan hati akan datang dan jiwa akan semakin dekat kepada Allah subhanahu
wa ta’ala. Dan pahala orang yang membaca tasbih banyak, Nabi saw bersabda dalam
hadits yang diriwayatkan Imam Muslim:
أَيَعْجِزُ
أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ. فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ
جُلَسَائِهِ كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ. قَالَ: يُسَبِّحُ مِائَةَ
تَسْبِيحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ
خَطِيئَةٍ
Artinya, “Apakah
kalian tidak mampu melakukan 1000 kebaikan setiap hari?” Lalu salah satu dari
sahabat yang duduk bersama beliau bertanya, “Bagaimana caranya kita melakukan
1000 kebaikan setiap hari?” Beliau bersabda, “Ia bertasbih 100 kali, maka
ditulis untuknya 1000 kebaikan atau dihapus darinya 1000 kesalahan.”
Kedua, memperbanyak bacaan hamdalah atau membaca tahmid.
Jamaah sekalian,
makna al hamdulillah adalah segala puji bagi Allah, artinya setiap segala
kenikmatan, keindahan, pujian, sanjungan yang kita dapatkan sejatinya adalah
milik Allah subhanahu wa ta’ala. Sungguh tidak ada kemuliaan kecuali Allah yang
telah menganugerahinya kepada kita. Sebab itu, tidak patut kita menjadi orang
yang sombong karena apa yang kita peroleh hakikatnya adalah anugerah dari
Allah. Dengan membaca tahmid seraya menghayati maknanya maka akan menimbulkan
ketenangan dan kelapangan dalam hati kita.
Ketiga, mendirikan shalat.
Ma’asyiral
muslimin, shalat dapat menjadi sarana agar hati kita menjadi tenang. Sebab
shalat menjadi media bagi kita untuk menyempurnakan kesadaran kita akan
pengawasan Allah. Dalam shalat kita dituntut untuk memanjatkan doa kepadanya. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat al baqoroh ayat 45:
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
Artinya, “Mintalah
kalian pertolongan kepada Alloh dengan cara shobar dan sholat.”
Nabi SAW bersabda,
مَنْ
حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا، وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظُ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورُ، وَلَا
بُرْهَانَ، وَلَا نَجَاةٌ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ
وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُتِيَ بْنِ خَلَفٍ
Artinya:
"Barang siapa yang menjaga sholat maka baginya cahaya, petunjuk dan
keselamatan pada hari kiamat dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka tidak
ada baginya cahaya, petunjuk, dan keselamatan. Dan pada hari kiamat, ia akan
bersama Qarun, Fir'aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf." (HR Ahmad dan
Ad-Darimi, dengan sanad jayyid)
Keempat adalah senantiasa beribadah kepada Allah SWT sepanjang hayat dikandung
badan atau hingga ajal menjemput.
Kelima bersedekah, Nabi SAW Bersabda :
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى رَبِّكُممْ قَبْلَ أَنْ تَمُوتُوا وَبَادِرُوا
إِلَيْهِ بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَصِلُوا الَّذِي بَيْنَهُ وَبَيْنكُمْ
بِكَثْرَةِ ذِكْرِكُمْ وَبِكَثْرَةِ الصَّدَقَةِ فِي السِّرِّ، وَالْعَلَانِيَّةِ،
تُؤْجَرُوا، وَتُنْصَرُوا، وَتُرْزَقُوا
Artinya: Wahai
manusia bertobatlah kalian kepada Tuhan kalian sebelum kalian mati.
Bersegeralah kembali kepada-Nya dengan amal-amal saleh, sambunglah ruhani
kalian dengan Alloh SWTdengan banyak berdzikir dan mengingat-Nya dan bersedekahlah
di saat sunyi dan ramai, maka kalian akan diberi pahala, kalian akan ditolong
dan kalian akan diberi rezeki
مَا أَحْسَنَ عَبْدٌ الصَّدَقَةَ إِلَّا
أَحْسَنَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ الْخِلَافَةَ عَلَى تِرْكَتِهِ
Artinya:
Tidaklah seorang hamba memperbaiki sedekahnya kecuali Allah memperbaiki
pengganti atas harta tinggalannya (HR. Ibnu al-Mubarak).
أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ
عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِنِّي أُبَلَّغُ وَأَسْمَعُ قَالَ وَيُضَعَّفُ
فِيهِ الصَّدَقَةُ
Rasulullah
bersabda, ‘Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya
shalawat itu tersampaikan dan aku dengar’. Nabi bersabda, "Dan di hari
Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan" (Imam al-Syafi’i, al-Umm, juz 1,
hal. 239).
Keenam berkupul Bersama para ulama dan orang orang sholeh:
عليكم
بمجالسة العلماء واستماع كلام الحكماء فإنّ الله تعالى يحي القلب الميت بنور
الحكمة كما يحي الأرض الميتة بماء المطر
“Hendaklah
kalian berkumpul dengan para ulama’ dan mendengarkan perkataan hukama’, karena
sesungguhnya Allah menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana
Dia menghidupkan bumi yang tandus dengan air hujan.”
Rasulullah
saw. telah bersabda,
سيأتي
زمان على أمتي يفرّون من العلماء والفقهاء فيبتليهم الله بثلاث بليّات ألاها يرفع
الله البركة من كسبهم والثانية يسلّط الله تعالى صلطانا ظالما والثالثة يخرجون من
الدنيا بغير إيمان
“Akan
datang suatu masa pada umatku, mereka lari (jauh) dari ulama’ dan fuqaha’
(orang-orang yang paham mengenai agama), maka Allah akan menurunkan tiga macam
adzab kepada mereka; Pertama, Allah mencabut keberkahan dari usaha mereka.
Kedua, Allah memberikan kekuasaan kepada pemimpin yang kejam (di dunia).
Ketiga, mereka keluar dari dunia ini (mati) tanpa membawa iman.”
Demikianlah enam
amalan yang dapat membuat hati kita menjadi lapang sebagaimana disebutkan dalam
ayat ke 97 hingga 99 surat Al-Hijr. Semoga dengan mengamalkan enam hal ini,
kerisauan dan kecemasan yang sering menghantui kita dapat hilang dan digantikan
dengan ketenangan dan keteduhan yang membuat hidup kita terasa damai.
بَارَكَ
الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ
اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ
لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي
اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar