Cara bertutur kata dan penampilan seorang da'i akan menarik perhatian orang yang mendengar dan melihat-nya, karena pada dasarnya jiwa manusia cenderung dan tertarik dengan penampilan yang indah dan baik. Dari sini kita bisa melihat bahwa yang dipilih sebagai personil-personil pemasaran hasil produksi adalah orang-orang yang berpenampilan menarik, di sampmg kualitas produk yang terbaik. Pada hakikatnya, dakwah adalah menawarkan sebuah risalah dan landasan pola berpikir yang tercermin dalam akhlak, kepnbadian, dan penampilan. Imam Hasan Al-Banna pernah ditanya, "Kenapa Anda tidak menyusun buku?" Beliau menjawab, "Tugas saya bukanlah untuk menyusun buku, karena buku biasa-nya akan diletakkan di perpustakaan dan sedikit sekali orang yang mau membacanya.
Lain halnya dengan seorang muslim, ia adalah 'buku yang senantiasa terbuka' ke mana pun ia berjalan, itu adalah dakwah." Betapa banyak da'i yang tidak pandai berbicara dan berkhutbah, tetapi dengan rahmat Allah banyak mad'u yang berdiri di sampingnya. Ini disebabkan oleh getaran jiwa, pantulan wajah, kelembutan perasaan, penampilan yang simpatik, ditambah lagi dengan keimanan yang mendalam (al-iman al-amiq), serta pemahaman yang rinci dan syamil (al-fahmu addaqiq) yang dimiliki oleh seorang da'i. Ini bukanlah merupakan hal yang baru, karena ia sudah ada sejak masa-masa awal perjalanan dakwah islamiah. Kita bisa menyaksikan sahabat Dahyah Al-Kalbi ra., delegasi Rasulullah saw. yang diutus menemui Heraklius, penguasa Rumawi. Dahyah ra. termasuk dalam deretan sahabat yang terkemuka. Ia mempunyai postur tubuh yang baik dan wajah yang tampan. Suatu saat —tatkala menyampaikan wahyu—Jibril as. pernah turun dengan menyerupai Dahyah ra. la bukan terma-suk ahli Badr. Peperangan yang pertama kali ia ikuti adalah perang Khandaq. Ia juga ikut serta dalam perang Yarmuk sebagai pemimpm pasukan bagian. Mush'ab bin Umair ra. juga berwajah tampan dan berpenampilan simpatik. Ibnu Sa'ad menceritakan dalam Tbabaqat-nya., "Ibunda Mush'ab adalah wanita yang kaya raya. Ia mem-berikan sebaik-baik pakaian dan sebaik-baik wewangian untuk Mush'ab. Sandalnya buatan Hadhramaut. Rasulullah pernah bersabda,' Aku tidak pernah mehhat di kota Makkah ini orang yang lebih indah rambutnya, lebih halus pakaiannya, dan lebih banyak kenikmatan-nya, daripada Mush'ab bin Umair ra.'"
Ja'far bin Abu Thalib ra. yang meraih syahadah (kesyahidan) di perang Mu'tah juga berwajah tampan dan berpenampilan menank. Beliau termasuk delegasi yang diutus oleh Rasulullah saw. kepada para raja dan penguasa. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa ada seorang laki-laki tampan yang datang kepada Rasulullah saw., 'alu berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya adalah Drang yang suka keindahan dan saya telah diberi oleh Mlah keindahan itu, seperti yang engkau saksikan, sampai-sampai saya tidak suka jika ada orang yang melebihi saya meskipun hanya berupa sandal jepit. Apakah ini termasuk sifat sombong?"
Rasulullah menjawab, "Tidak, sesunggubnya yang dimaksud dengan sifat ombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan nang lain." (HR. Abu Daud)
Begitu pula seorang da'i yang hidup dalam sebuah masyarakat atau yang menjadi utusan pada sebuah ya-yasan atati jamaah, hendaklah senantiasa berpenampilan baik dan berakhlak mulia. Sebuah ungkapan menga-takan, "Keberhasilan sebuah misi akan bergantung pada si pembawa misi tersebut."
Penampilan dan akhlak yang baik akan membuat orang yang baru saja memandang menjadi tertarik dan simpati. Maka kita akan menjumpai ada sebagian orang yang menggantungkan kepercayaan melalui pandangan matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar